Kutipan Tausiyah Habib Umar di Monas 7 Mei 2012 #part5


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Diriwayatkan bahwa ada seorang wanita yang sangat cinta pada Nabi Muhammad, dia bernazar apabila Rasulullah SAW pulang dari perang dengan selamat maka dia sebagai wujud kegembiraannya akan menepuk rebana di atas kepala Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk cinta dan kegembiraan dengan selamatnya Nabi Muhammad. Maka nazar dengan memukul rebana tersebut menjadi bentuk ibadah karena diikuti dengan kegembiraan hati yang mencintai Nabi Muhammad SAW.

Dia berkata, “wahai Rasulullah aku sudah nazar, jika engkau pulang dari peperangan dengan selamat maka aku bernazar memukul rebana menyambutmu di atas kepalamu”.

Rasulullah berkata saat itu, “Jika kalu engkau benar-benar memang bernazar seperti itu, maka jalankan nazarmu”.

Maka Rasul SAW duduk, dan wanita itu menyambut dengan memukul rebana di atas kepala Rasul SAW. Karena gembira atas Rasul SAW adalah gembira atas Allah Subhanahu wata’ala.

Wahai sekalian hamba-hamba Allah.. ini adalah pintu-pintu keberuntungan yang kita cari dengan kesungguhan kepada Allah subhanahu wata’ala kita akan raih. Segala macam bentuk keberuntungan apabila tidak menyebabkan sesorang memasukkan dia ke surga Allah atau mengumpulkan dia kepada keberuntungan akhirat nanti, maka keberuntungan itu adalah semu dan bukan keberuntungan sama sekali.

Allah menyatakan tentang keberuntungan di hari kiamat tersebut, tidaklah kami tunda melainkan untuk waktu yang sudah kami tentukan. Dihari dimana tiada seseorang dapat berbicara kecuali dengan izinnya, hari diumumkan siapa yang beruntung dan siapa yang merugi. Dan telah diingatkan kepada kita, bahwa telah banyak disebutkan tempat orang-orang bahagia dan baik itu tempatnya di surga, dan yang banyak dosa itu tempatnya di neraka.

Dan telah disampaikan kepada kita dan Nabi Muhammad SAW, bahwa ketika kita dihadapkan orang-orang yang telah baligh yang telah sampai usianya, dia akan dihadapkan dihadapan Allah berdiri sendiri tanpa ada penerjemah dan perantara, akan berdiri sendiri menghadap dan dihadapan Allah secara langsung. Bila dia mendapatkan rahmat Allah dalam keadaan tersebut, maka dikumandangkan suatu panggilan yang berbunyi, “telah beruntung fulan bin fulan…” keberuntungan yang tiada kata sial lagi selamanya. Atau diserukan kepadanya orang yang baginya si fulan bin fulan dalam kehinaan tiada akan pernah menemukan kebahagiaan selama-lamanya..

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar